Belajar menjadi minimalis #1

Pernah merasa rumahmu terlalu penuh dengan barang?

Pernah ga sih kamu merasa ketika didalam rumah lalu melihat ruangan rumahmu terlalu penuh dengan barang? Ini juga yang sedang saya rasakan beberapa tahun belakangan. Alkisah sebelum saya pindah ke rumah tempat tinggal sekarang, saya sempat menempati rumah kos satu petak dengan kamar tidur, kamar mandi dan dapur dalam satu ruangan 4x5meter.


Selama satu tahun terakhir sebelum berpindah, saya merasa kamar kos ini terasa sangat sempit dan penuh dengan barang. Berkali-kali saya berusaha membersihkan dan membuang barang, akan tetapi masih tetap terasa penuh dan sesak. Sedangkan jika dilihat dan diingat lagi, banyak sekali barang yang disimpan tetapi tidak dibutuhkan.

Bahkan ketika saya sedang membersihkan barang-barang, hati rasanya tidak rela untuk membuang barang tersebut padahal selama berbulan-bulan barang itu tak pernah disentuh dan dijamah. Jangankan untuk disentuh dan digunakan, bahkan untuk diingat pun tidak. Seringkali ketika membersihkan ruangan kosku ternyata banyak barang yang aku lupakan. Rasanaya ketika menemukan barang tersembunyi rapi di rak ini aku merasa "oh, ternyata aku punya ini ya?". Perasaan seperti ini ternyata dirasakan oleh beberapa orang yang sempat kubaca kisahnya dalam cerita awal perkenalan sebagai minimalism.

Saya mulai mengenal minimalism awalnya dari influencer sekaligus komedian Indonesia yaitu Raditya Dika. Di salah satu video yang Radit share di Yotube channelnya menceritakan bahwa Radit menjual koleksi jam tangannya karena merasa tidak dibutuhkan. Pada video itu juga dia menceritakan tentang menjadi minimal dengan minimalism. Setelah melihat video itu, lalu muncul rekomendasi video lain tentang minimalism yang rupa-rupanya membuatku semakin tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang 

"apa itu minimalism?"

Kepindahan menuju rumah baru adalah salah satu caraku melakukan decluttering atau membuang barang yang saya rasa sudah tidak diperlukan lagi. Saya tidak melakukannya dalam sekali waktu. Butuh waktu yang menahun untuk belajar membuang barang yang dirasa tidak perlu. Seperti yang dikisahkan dalam beberapa buku minimalism yang saya baca, menjadi minimal memang membutuhkan waktu menahun. Karena perpindahan rasa sesak dengan banyaknya barang dirumah menjadi lega dengan tidak banyaknya barang yang menumpuk dirumah itu membutuhkan waktu.

Decluttering yang dilakukan oleh para minimalis itu penerapannya membutuhkan waktu yang lumayan panjang. Salah satu Tips yang bisa saya share disini adalah dengan memasukkan barang barang yang kita rasa tidak perlu kedalam kardus calon sampah. Lalu akan tiba waktunya kita melihat kardus calon sampah itu lagi, lalu membuang sebagian barang yang menurut saya memang pantas menjadi sampah. Biarkan kardus calon sampah tersebut tetap diam di tempatnya. Sampai difase berikutnya kardus calon sampah saya lihat lagi, saya amati lagi, lalu saya buang lagi beberapa barang yang menurut saya pantas menjadi sampah. Kegiatan itu saya lakukan berulang kali sampai pada saatnya semua isi didalam kardus calon sampah tersebut menjadi kosong tak bersisa.

Ini adalah serita pertama saya menjadi seorang minimalis, nanti akan saya ceritakan tentang "apa itu minimalis?" di post blog berikutnya. Tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi minimalis ekstrim. Nikmati saja setiap fase menjadi minimalis, lalu rasakan kenikmatannya.


Uswatun Khasanah Katasmir

www.uswatunieq.com

Post a Comment

0 Comments