Gebuk Penimbun masker dan alat kesehatan

Virus Corona atau yang selanjutnya akan disebut Covid-19 telah berhasil membuat berbagai keajaiban di Bumi ini. Ya, Bumi kita butuh istirahat dan munculnya virus ini membantu bumi memperbaiki diri agar lebih ramah juga agar manusia lebih menyadari bahwa Bumi akan lebih nyaman untuk ditinggali jika kita sama sama menjaga lingkungan kita, menjaga bumi kita. 

Terlepas dari masalah lingkungan yang terus mmebaik, di twitter beberapa hari kemarin juga sedang ramai dengan hujatan kepada para penimbun masker. Tentunya hal ini terkait demand dan supply yang saat ini sedang banyak orang membutuhkan masker agar terhindar dari paparan Covid-19. 


Sekitar awal januari lalu, Covid-19 mulai masuk indonesia dengan dikonfirmasi bahwa dua orang di Depok terpapar virus Covid-19. Berawal dari sinilah masyarakat indonesia beramai ramai mencari masker medis dan masker N-95 untuk melindungi diri dari bahaya Covid-19. Seperti dalam rumus ekonomi, jika demand meningkat dan supply turun, maka harga akan naik. Ini berlaku di dunia penjualan masker kala itu. Penjual masker beramai ramai pula menaikkan harga maskernya. 

Permasalahannya adalah bukan pada maskernya, tapi penjualnya yang menaikkan harga sama sekali tidak masuk akal. Bukan lagi naik dua atau tiga kali lipat, ini sudah mencapai dua puluh tigapuluh kali lipat. Orang gilaaaa. 

Jujur pada saat masker harganya naik diluar nalar, aku lebih memilih untuk menggunakan masker kain yang memang biasa aku gunakan ketika naik motor. Daripada membeli dengan harga yang sama sekali tidak masuk akal. 

Seiring dengan banyaknya permintaan dan aturan pemerintah yang mulai mewajibkan penggunaan masker untuk masyarakat, maka masyarakat bersama pemerintah mulai memproduksi massal masker kain dan masker medis. Karena produksi besar besaran inilah yang akhirnya perlahan berhasil memenuhi kebutuhan masker di masyarakat. Apalagi masker kain bisa dicuci dan diapaki berulang kali sehingga ini tentu saja menurunkan permintaan masker di pasaran. 

Awal maret 2020, harga masker sudah mulai turun dan april ini sudah banyak sekali masker kain yang dijual dan berhasil menekan pasar sehingga harga masker berangsur normal kembali. Bahkan satu mei kemarin, aku coba cek ke indomaret ternyata hand wash, masker, dan hand sanitizer sudah tersedia di rak mereka dengan harga mendekati normal. 

Nah sekarang cerita yang lagi ramai nih di twitter, tiba tiba ada satu akun yang mengaku bahwa dia menjual masker medis dengan harga Rp. 185.000 dan dia berdalih jual rugi. Disaat yang sama, saya mendatangi Indomaret terdekat dengan rumah saya sudah mulai menjual masker 3ply dengan harga Rp. 9.900/ 5 biji. Coba kita kalikan ya, satu box ada 50 biji. Jika kita hitung maka harga masker di Indomaret hanya Rp. 99.000/50 biji. Sedangkan di apotik besar di kotaku sudah mulai menjual masker satu box seharga Rp. 60.000 saja. 

Otomatis cuitan dia tentang jual rugi masker tersebut menimbulkan reaksi negatif dari netizen twitter. Bukan lagi do’a agar terjual, tapi kata kata makian karena dia telah melakukan penimbunan masker sebanyak 40karton masker. Satu karton berisi 40 box, artinya dia punya 1.600 box masker. Kalo punya segitu banyak, apa jika bukan menimbun namanya? 

Baik, tulisan ini bukan untuk mencaci atau membuat pembaca marah atas apa yang sedang terjadi. Tapi apabila tulisan ini sampai kepada para penimbun masker, maka saya sebagai konsumen yang sempat menahan membeli masker karena harganya tidak masuk akal itu sangat mengharapkan kesadaran dan kepekaannya terhadap segala hal yang terjadi. Bisnis dan uang memang jadi suatu kebutuhan, akan tetapi bukankah dalam kondisi pandemi seperti ini lebih baik jika kalian memberikan konsumen keringanan. Boleh mahal, tai yang masuk akal. Boleh mengambil untung, tapi gunakan hatimu dan gunakan rasa kemanusiaanmu bahwa ada banyak orang diluar sana yang sedang bertaruh nyawa merelakan diri untuk terkena virus daripada membeli masker dengan harga setara emas permata. 

Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga untuk para penimbun masker dan alat kesehatan agar menjadi lebih peka terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sekian dari saya.
Uswatun Khasanah Katasmir

Post a Comment

1 Comments

  1. kalau lihat mereka numbun amsker itu rasanya kesel abnget apalagi di saat dibutuhkan

    ReplyDelete