NGERASANI, WHAAATTT??

NGERASANI, WHAAATTT??
Jika berbicara tentang ngerasani, pasti sangat berkaitan erat dengan manusia Indonesia yang mengaku gotong royong sebagai jiwa bangsanya, Pancasila sebagai bunyi resminya. Sayangnya, justru manusia Indonesia belum benar benar memaknai gotong royong sesungguhnya.

Jika gotong royong hanya diartikan dengan kebersamaan. Indonesia juaranya. Untuk urusan menghujat satu manusia yang dianggap bersalah oleh kelompok, mereka juara. Untuk urusan mengerjakan kegiatan bersama sama misal bersih bersih, mereka juara. Dalam hal ibu ibu dari anak anak ngerumpi membicarakan tentang masalah atau perilaku yang dianggap kurang benar dimata mereka, mereka juaranya.

TAPI......
Untuk memuji prestasi seorang manusia yang telah membuat kebaikan untuk sesama. Untuk memuji kecerdasan seorang manusia yang telah meraih gelar juara. Atau untuk pengorbanan dan perjuangan seorang manusia dalam melakukan percobaan percobaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka kalah besar dari masyarakat individualis yang lain.

Aku berkali kali protes dengan perilaku ngerasani di Indonesia, karena ini sudah berlebihan dan diluar batas sampai anak anakpun menjadi korban perilaku mereka. Yang baik akan berperilaku buruk Cuma agar mereka tidak menjadi bahan ngerasani. PADAHAL, di dalam kelompok atau geng atau squad masa kini pun mereka akan menjadi topik utama jika absen hadir dalam pertemuan atau gathering yang mereka lakukan.

Aku mencoba melakukan pencarian jawaban tentang perilaku ini. Dalam ranah psikologi, jika seseorang melakukan perilaku menyimpang maka kemungkinan terjadi masalah dalam diri orang tersebut. Dan saya juga baca beberapa literatur psikologi bahwa membicarakan yang cenderung menjelekkan orang lain termasuk perilaku menyimpang. Dalam ranah akuntansi, perilaku menyimpang dijelaskan dengan fraud. Fraud dapat terjadi karena banyak hal dari Internal dan eksternal manusia tersebut.

Sebelum meninggalkan 2018 ini, ngerasani adalah pperilaku dalam diri saya yang saya coba evaluasi. Bahwa memang ketika saya dirasani oleh orang lain, dan tahu bahwa apa yang tidak kita lakukan, atau maksud dari perbuatan kita tidak demikian tapi ternyata dibicarakan dengan dibesar-besarkan. Entah apa yang mereka pikirkan pada saat membicarakan semua keburukan saya, tapi yang saya tahu bahwa salah satu diantara mereka bercerita tentang yang mereka bicarakan kepada saya.

Lalu, APA YANG SAYA LAKUKAN?

Saya sakit hati luar biasa. Saya kira mereka adalah teman teman saya, tapi ternyata mereka lebih buruk dari yang saya duga. Semenjak itu, saya mencoba untuk mengurangi intensitas saya membicarakan orang lain. Hal yang bisa dipetik dari perilaku atau perbuatan orang lain, hanya didiskusikan dengan teman yang patut dipercaya. Selebihnya, mencari topik pembahasan yang baik lainnya.

Saya tidak bisa mengubah Indonesia, apalagi mengubah perilakunya. Tapi dari tulisan tulisan saya, semoga menginspirasi perubahan perubahan dalam hal kebaikan. Karena perubahan dimulai dari saya. Thank you lovely besfreads. <3

Uswatun Khasanah Katasmir
www.uswatunieq.blogspot.co.id

Post a Comment

0 Comments