Diam itu emas? Goblok!

Bagi siapapun yang mencetuskan istilah “diam itu emas”, jangan dulu tersinggung. Untuk hal ini saya sebelumnya memohon maaf. Saya juga tidak berniat untuk meremehkan atau menghinakan. Mungkin mencetuskan istilah “diam itu emas” dikala kepemimpinan Presiden Soeharto jelas sangat baik, daripada mati, ya kan?

Menuliskan ini juga bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi saya, karena saya harus memperhatikan juga sudut pandang pencetus kalimat ini. DIAM ITU EMAS? Ya, jika kita berniat ‘NGOMONG GOBLOK’ atau mengucapkan sesuatu yang ga ada manfaatnya sama sekali, mending diem deh. Itu lebih baik. Tapi, kalo kamu melihat ada yang salah di sebuah line atau sebuah komunitas, DIAMMU ITU GOBLOK.

Diammu jadi goblok kalo ada sesuatu yang salah lalu kamu diam, cuek, unrespect, ga peduli, cari aman.
Diammu itu jadi pinter kalo kamu melihat ada sesuatu yang salah, diem (memperhatikan dan mencari bukti kesalahan), menemukan solusi, then DO SOMETHING.

So sekarang, bagi pemuda yang waktu ada masalah sosial atau ada ketidakberesan, masihkah bilang “jarno wes bro, diam itu emas” say it goblok loe. Mulai sekarang, sedikit sedikit, pelan pelan, kita berubah “menjadi pelaku, bukan hanya diam menjadi penonton”. Diam diam kita memperhatikan, lalu diwaktu yang pas, kita berbicara lantang tentang solusi perubahan yang kita bawa tentang masalah yang terjadi.

DIAM ITU MEMANG EMAS, TAPI BICARA ADALAH BERLIAN. Saatnya pemuda bergerak.

Uswatun Khasanah Katasmir
Uswatunieq.blogspot.co.id


Post a Comment

0 Comments