Indonesia, NEGERINYA DILARANG. WHAT?

WELCOME TO INDONESIA, WONDERFULL INDONESIA.

Yaap, Indonesia. Disinilah negeri surga ‘katanya’. Di mana mana pariwisata, pantainya indah, gunungnya menawan, dan pulau pulau bertebaran.

Harta benda? Jangan ditanya. Indonesia itu kaya ‘katanya’. Hutan luas membentang, ikan berenang bebas di lautan, tanaman tumbuh tanpa perlu ditanam.

Orangnya? Ramah ‘katanya’. Kesana ke sini menyapa, tapi kadang Cuma gegara ada maunya *ups. Yasudahlah, manusia Indonesia juga pandai pandai, remajanyapun alay alay.

I-N-D-O-N-E-S-I-A

Seandainya saja Manusia Indonesia ini mau belajar. Belajar bercerita dan menceritakan. Belajar menerima dan diterima. Belajar memahami dan dipahami. Belajar berfikir baik dan membaikkan. Belajar, belajar, dan belajar.

Sayangnya Indonesia yang sudah tua ini semakin menyombongkan diri. Manusia yang tua tua seolah berkuasa dan mengerti tentang segalanya. Padahal yang muda belajar dengan berkeliling dan mengelilingi dunia. Yang tua terbiasa berkata “JANGAN” sedangkan yang muda justru semakin dibuat penasaran “kenapa ini tidak diperbolehkan”.

Kebiasaan salah dipelihara, yang tidak ikut kebiasaan justru dimusnahkan. Mau jadi apa?

Indonesia butuh pemikir baru, penerobos baru yang berani menghadang dan memotong garis kebodohan yang selama ini menjadi racun. Toksin yang dikiranya vitamin. Bukan mudah, justru sangat sulit sekali.

Sederhana saja, Indonesia berhenti melarang tapi melakukan edukasi terutama kepada remaja dan anak anak mereka. Bukan lagi berkata “Jangan bilang JANCOK” tapi bilang “JANCOK itu kata yang kurang baik, kamu boleh bilang JANCOK kepada teman temanmu yang bilang JANCOK. Tapi jangan bilang JANCOK ke orang yang lebih tua atau orang baik baik”.

Jika hal sesimple itu yang dilakukan, percayalah akan berkurang para remaja pemberontak, karena mereka tahu setiap perbuatan pasti ada aksi dan reaksi. Ada hal yang harus diterima jika melanggar peraturan. Bukan melulu menyalahkan padahal pelaku tidak mengerti kenapa dia bersalah.

Uswatun Khasanah Katasmir.
Agen perubahan dari menulis. Semoga.

Post a Comment

0 Comments