Inspired by Menteri Susi

Menjadi seseorang yang berjuang untuk manusia juga lautan, tak pernah luput dari para pembenci, dan apa yang beliau lakukan tidak terlihat secara nyata dampaknya dalam jangka waktu satu atau dua tahun saja.

Tidak mudah bekerja menjadi seorang menteri yang perilaku dan tindak tanduknya akan diperhatikan. Bak artis, mungkin lebih dari itu. Ingatjuga tentang peraturan yang diciptakan. Begitu juga menteri Susi Pudjiastuti. Cukup banyak yang telah mengerti bahwa Menteri ini hanya seorang Lulusan SMP yang memang memiliki usaha di Bidang perikanan yang sudah sangat berkembang dan maju hingga saat ini memiliki bisnis pesawat terbang.

Siapa yang menyangka akan ada seorang lulusan SMP yang menjadi Menteri dan membuat banyak sekali peraturan yang sangat berdampak bagi perikanan dan juga orang orang didalamnya. I’m mean MAFIA. Seorang lulusan SMP yang cepat dan pandai sekali membaca situasi dan kondisi yang sesungguhnya, serta memperlihatkan bahwa selama ini Perikanan Indonesia seolah diperbudak oleh Negara lain, negara tetangga.

Tidak banyak yang melihat keberhasilan Menteri ini, karena memang peraturan yang beliau buat tidak berdampak dalam jangka waktu terdekat. Sudah terlihat, akan tetapi masih banyak yang seolah membuta karena hasutan hasutan orang orang yang ‘katanya’ tidak lagi memiliki pekerjaan karena Bu Susi. Ya memang, mereka tidak lagi memiliki pekerjaan karena selama ini pekerjaannya hanya mencuri ikan. Sehingga ketika ada peraturan menteri tentang pencurian ikan, mereka berbondong bondong untuk menghasut banyak pihak agar Menteri ini diganti.

Bu Susi sama sekali tidak gentar. Beliau tetap tegak berdiri dan teguh pada pendiriannya terkait beberapa hal yang memang menurut beliau itu SEHARUSNYA tidak boleh. Banyak yang mengomentari caranya menjadi pemimpin, tapi beliau masih tetap konsisten dengan menjadi ‘DIA’. Aku membayangkan ‘bagaimana jika aku berada disposisi yang sama?’, bisa jadi aku sedikit mengendorkan atau melakukan sesuatu agar citra aku baik.

Tapi, dari Ibu ini aku belajar banyak hal terkait menjadi pribadi harus seperti apa. Juga tentang segala masalah terkait dengan ‘omongan orang lain’ yang menyakiti hati padahal mereka tidak mengetahui yang sesungguhnya. Ibu ini mengajarkan aku bahwa menjadi baik itu bukan sekedar pencitraan. Menjadi baik adalah tentang hati, sejelek apapun orang menilai jika memang baik maka baiklah kita tidak peduli orang lain berkata apa.

Aku sedang belajar menjadi baik dan memerbaiki diri. Menjadi seorang yang tekun, teguh, dan berpendirian sehingga aku bisa tetap tegak berdiri meski badai kuat mencoba untuk menghancurkan. Jika melihat orang lain, seolah semuanya salah. Jika kita melakukan kebaikan, maka kita salah karena dianggap melakukan pencitraan. Jika kita melakukan keburukan, maka kita juga salah karena kita pasti buruk dimata mereka.

Kini aku tahu, aku harus tetap mendinginkan suasana hati di dalam beragam situasi agar selalu bisa jernih berfikir tentang apa yang akan aku lakukan di dalam kemarahan dan untuk menanggapi kemarahan, serta mengatasi kemarahan aku. Terima kasih Bu Susi telah menginspirasi. Aku ingin menjadi jujur seperti Ibu Susi.

Disclaimer:
Tulisan ini aku buat ketika aku melihat kejujuran di dalam diri Ibu Susi yang pada saat ini masih menjabat menjadi Menteri Perikanan. Terkait hal hal selanjutnya yang terjadi, semoga Ibu Susi masih tetap menampilkan kejujuran dan terbukti jujur sampai kapanpun.

uswatunieq.blogspot.com
Uswatun Khasanah Katasmir

Post a Comment

0 Comments