Buku, kamu bisa apa?

Aku berhasil memecahkan rekorku sendiri. Membaca 2 buku dalam waktu 3 hari yang bisa jadi itu terhitung kurang dari 24 jam. Karena dalam sehari paling banter hanya sampai 7 jam. Itu saja mataku terasa seperti kerja rodi, dipaksa membaca yang kadang tiba tiba lupa 'lembar sebelumnya cerita tentang apa ya?' Pertanyaan bodoh kepada diri sendiri yang menjadi pertanda bahwa mataku lelah, otakku kering, butuh asupan. Bukan makanan, tapi hamparan hijau atau mata kecil hitam.

Ya, jika diizinkan menginjakkan bumi di bagian rumahku, kamu akan segera menemukan tanaman tanaman yang bisa terhitung banyak jika dibandingkan dengan rumah lainnya. Dengan unggas unggas yang menemani. Yaps, semua ini pekerjaan ayahku. Pecinta tanaman dan unggas. Mungkin baginya tanaman adalah satu penyejuk dikala hati dan pikiran sedang silau akan dunia. Dan unggas unggas ini, selalu menemani pagi kami dengan nyanyian merdu kokokan ayam, ceriwis burung merpati, cerewetnya burung jalak hitam, dan 'ngoak' an angsa.

Malam ini, masih juga dikamar ini dengan ditemani lagu merdu dari suara jangkrik lelaki yang sedang mencoba memikat hati betinanya. Aku hanya sedang ingin menceritakan malamku ini. Buku buku yang sedang kubaca telah membawaku berjalan jalan keliling dunia padahal aku hanya duduk di ranjang empuk dengan bersandar pada bantal guling yang kususun rapi.

Teringat seseorang mengatakan padaku bahwa "mbak, buku memang jendela dunia, tapi hidup ada diluar jendela". Aku benci menceritakan ini, karena aku tahu aku sempat terenyuh mendengar kata katanya. Begitu hinakah buku seolah tak akan membantu apa apa pada kehidupan manusia?

Kini aku sadar, bahwa buku memang tidak akan pernah mrmbawa ragamu kemana mana. Tapi jiwamu berkeliling. Mengelilingi dataran, mengelilingi jiwa, jiwa yang sehat maupun sakit. Kamu hanya duduk, tapi kamu bisa merasakan cinta dan nyeri padahal kamu hanya sedang menatap.

Buku memang jendela dunia. Jendela, tempat kamu melihat segala yang terjadi diluar sana. Dan buku berhasil melakukannya melebihi yang kita duga. Buku sanggup membawamu berkelana keliling dunia, mengenal budaya, mengenal diri, bersahabat dengan ilmu, bersahabat dengan sahabat sahabatnya, membawamu terbang ke angkasa, memberitahumu tentang angkara, melatihmu bagaimana cara mengelola hati, otak, jiwa, dan raga. Buku bisa mengajarimu bercocok tanam, mengajarimu tentang hitung hitungan, memberikanmu ilmu tentang sejarah, dan banyak hal lagi yang bisa dia lakukan yang kita tidak mampu lakukan itu dalam hitungan satu jam.

Buku, memang hanya jendela. Tapi ketika kamu melihat ke lebih banyak jendela. Kamu akan lebih tahu dan mengenal rumah yang kau tinggali seperti apa. Kamu tidak perlu takut terkurung, karena buku akan membuatmu bebas. Dan ketika kamu berada diluar jendela, kamu akan merasa bahwa aku sudah berada disini sebelumnya. Dan aku yakin, aku bisa kembali pulang dengan utuh karena jendela sudah memperingatkan aku tentang bahaya dan juga pemecahannya.

Dan malam ini, aku telah berjalan jalan menjadi tukang tato ke thailand, menjadi penyusup dengan membuat paspor palsu, merasakan sakitnya kehilangan sahabat yang menjadi tujuanku kembali ke thailand. menyusuri sungai, menikmati alam yang indah. aku melakukan itu semua dalam waktu dua hari saja. tanpa kemana mana, tapi aku merasakan indahnya.

Tak jaran buku juga bisa menjadi sangat membosankan. Buku yang isinya hanya rumus rumus atau gambar biologis manusia yang dangat tidak aku mengerti. yaa yaaa, memang sedari kecil aku tidak pandai atau tidak suka membaca. Aku terlambat menyadari bahwa buku adalah alam khayalan. Tempat dimana kita bisa melukiskan semua isinya dalam otak dan berjalan mengikuti arus. Kini buku akan kucari, tanpa perlu aku memilih. Mungkin semuanya akan kubaca, agar aku tahu isi dunia, sekarang, kemarin, esok dan selamanya.

Terima kasih buku.
Uswatun Khasanah Katasmir.
uswatunieq.blogspot.com

Post a Comment

0 Comments