Story of me (Pacaran)

Dari judul, kita akan segera tahu bahwa yang akan dibahas dalam blog kali ini adalah tentang pacaran. Tapi aku tidak akan membahas tentang halal dan haram, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju dan yang lain lain itu.

Untuk saat ini, aku juga masih menjalani sebuah hubungan relationship dengan pasanganku. Sehingga aku tidak akan membahas tentang hukum dan kaidah pacaran. Bagiku, pacaran adalah sebuah hubungan pendekatan dua orang berlawanan jenis “ingat!! Berlawanan jenis” J. Mengenai apapun yang pasangan itu lakukan, semua adalah tentang pilihan. Pacaran sehat dan tidak sehat itu pilihan.

Aku sedang ingin bercerita tentang kisahku ketika memutuskan untuk “oke aku mau menjadi pasanganmu”. Jika pacaranku, mungkin akan terasa flat flat saja. Kita olahraga bareng, komunikasi, selfie juga sangat jarang sekali, nonton, masak, dan mainan kucing. Saya di sini tidak akan membahas tentang gaya pacaran. Sekali lagi, apapun itu yang kalian lakukan pada saat pacaran, saya percaya kalian melakukan itu secara sadar dan tanpa paksaan . karena kalian berdua mengaku saling mencintai, so aku bicara sebagai wanita nih yaaa, Be Wise ALways.

Perjalananku untuk memiliki pasangan yang sekarang ini bukanlah sesuatu yang mudah. Aku memutuskan untuk berkomitmen pada orang tua bahwa selama kuliah sarjana, aku tidak boleh memiliki hubungan dengan laki laki siapapun itu secara lebih dekat. Karena itulah tiap ada laki laki datang kerumah hanya seorang saja, pasti diceramahin. Aku sampai kadang kadang malu, karena sebenarnya mereka Cuma teman saja.

Selama masa kuliah bukan berarti aku menutup diri. Aku masih berhubungan dekat dengan lelaki, tapi tanpa status. Aku pernah dijauhi oleh seorang teman dekat yang kita mengakui bahwa kita memiliki rasa satu sama lain akan tetapi aku meminta dia menunggu sampai aku lulus kuliah untuk bisa memiliki hubungan dengan status. Akan tetapi ternyata dia lebih memilih berhubungan dengan wanita lain dan meninggalkanku. Syediih. L

Di kondisi yang lain, aku akhirnya bertemu pasanganku. Tapi saat itu dia masih memiliki pasangan. Aku sadar aku jatuh cinta pada orang yang salah. Oleh karena itu, aku lebih menikmati perasaan ini dan dekat dengan teman pria yang lain. Selama sekitar 8 bulan aku menyimpan perasaan padanya. Tidak berniat menunggu, tapi juga tidak dengan mudahnya melupakan meskipun aku dekat dengan teman pria yang lain.

Sayangnya, disaat masa masa menunggu itu aku didekati teman pria yang entah bagaimana menurutku dia bukan laki laki. Haha. Diblog ini, aku akui bahwa aku tidak pernah menyukai dia. Semua yang kulakukan hanya cenderung sengaja memaksa dan menyiksa. Haha, karena memang pada saat itu dia mendekatiku dengan memaksaku untuk memperhatikan dia balik. Jadi, tidak ada salahnya juga aku meminta dengan paksa banyak hal darinya. Haha. Dia juga yang saat itu sempat disukai ibuku karena mungkin tampan. Tapi, honestly aku tidak suka. Dan parahnya dia menyebarkan fitnah seolah olah aku mengejar ngejar dia, padahal nothing. Ini tidak pernah saya ceritakan ke orang orang yang dibuatnya percaya saya mengejar ngejar dia, karena jujur saya tidak peduli.

Done, kembali ke ceritaku dan pasangan. Selama masa menunggu, dia tidakpernah mengetahui bahwa aku menyukai dia. Bahkan harapan untuk dia bisa menjomblo seolah tidak mungkin. Krena pasanganu adalah tipe orang yang berkomitmen pada hal apapun. Ketika pasanganku memberikan kabar bahwa dia sudah kembali sendiri, kau tahu rasanya seperti kebahagiaan. Salah memang, aku bahagia diatas penderitaannya. Tapi seolah keajaiban bahwa yang disemogakan terjadi. Lalu kita dekat sebagai teman. Sendirinya dia bukanlah jalan yang mudah untuk membuka hatinya padaku. Tapi kau tahu aku, ketika aku menyukai seseorang, aku akan berusaha sampai aku merasa “cukup” bahwa memang tidak perlu lagi diperjuangkan.

Kita berkomunikasi secara dekat “menurutku” sehingga harapan yang tadinya aku simpan kembali bersemi indah. Kala itu aku berfikir, sampai kapan kita akan berteman, dan sampai kapan aku menyimpan perasaan ini diam diam?

Dari mulai aku mengerjakan skripsi, wisuda, hingga aku bekerja. Tidak ada yang spesial dari kita. Aku yang selalu berusaha sekuat tenaga menjaga hubungan dan komunikasi. Sampai akhirnya aku merasa hampir menyerah pada keadaan. Aku tak kuat lagi menyimpan rasa ini sendirian #ceileh. Akhirnya aku menyatakannya juga lewat blog ini. Aku menulis, dan mengirimkan sebuah link dari blog ini. Jujur aku malu, setelah mengirim link itu dan aku yakin terkirim, aku mematikan semua link komunikasi. Handphone dan tabku semua mati hampir 2 hari lamanya. Karena apa? Karena aku takut pada respons jawabannya dia. Ketika akhirnya aku memutuskan untuk menghidupkan kembali handphone ku karena memang ada keperluan pekerjaan. Ternyata dia menghubungiku via sms. Lalu apa yang terjadi?

Upcoming next ... uswatunieq.blogspot.com
Uswatun Khasanah Katasmir

Post a Comment

0 Comments