Citra diri

Banyak orang zaman teknologi ini disibukkan dengan membuat citra diri sebaik baiknya. Sometimes sangat terlihat sekali, ingin diingat sebagai orang yang hartawan, ingin diingat sebagai seorang agamis, ingin diingat sebagai orang yang murah hati, dan banyak lagi.

Seringkali saya justru melihat banyak perbedaan antara dunia nyata dengan dunia nyata, apalagi dunia maya. Sangatlah absurd jika dunia nyata dengan dunia nyata berbeda, tapi inilah yang terjadi. Bahkan kita seringkali melihat hanya mungkin tidak merasakan.

Banyak orang mengira, keaktifan di dunia maya, interaksi yang begitu intens di dunia maya dapat dimaknai sebagai sebuah perhatian. Tapi itu tidak sepenuhnya benar. Ada kalimat bijak yang mengatakan
"bedakan antara rasa peduli dan hanya sekedar ingin tahu" unknown.
Saya rasa itu benar. Klimat ini juga terkandung makna dari dunia nyata dan dunia nyata berbeda.

Ada dua orang teman lama, mereka selalu berkumpul dan berbahagia bersama. TAPI, jika mau menelisik lebih dalam, orang orang akan tahu bahwa mereka menyimpan dendam, dengki, iri hati antara sahabat satu dengan yang lain. Jika ada satu diantaranya kesusahan, mereka terlihat peduli tapi sesungguhnya justru sahabatnya itulah yang menjadi lebih berbahagia daripada musuh kita secara nyata. See, dunia nyata dan dunia nyata berbeda bukan? Raut mukanya bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Sungguh hebat bukan?

APALAGI jika kita bandingkan dengan dunia maya. Maya, artinya tidak nyata 'jelas'. Banyak orang di dunia maya terlihat "everything is okay". Tapi kenyataannya, dia jauh sekali dari keinginannya. Maksudnya? Ya, dia ingin menjadi hartawan, agamis, terpandang, tercantik, padahal sesungguhnya dunia maya hanya jadi sepotong khayalannya. Dunia nyatanya? Sungguh berkebalikan, sesungguhnya hidupnya penuh dengan beban, derita, dan ketakutan. Ketakutan tertingginya adalah takut orang lain mengetahui kondisinya yang sesungguhnya.

Bedakan ya, dalam kasus ini saya sedang membahas tentang seseorang yang menganggap hidupnya adalah tentang citra diri, perkataan orang lain, dll.

Tidak ada yang melarang manusia untuk bermimpi, tapi segera bangun dan wujudkan mimpimu. Tidak perlu kamu sibuk memperbaiki citra diri kesana kemari, karena sesungguhnya mereka TIDAK PEDULI. Yang benar benar peduli adalah mereka yang mencintaimu. Karena itulah, bahagiakan orang yang mencintaimu tanpa peduli bagaimana cibiran itu selalu datang mengganggu. Citra dirimu kelak akan terpancar, yang baik akan selalu menjadi baik meski terlihat lemah, tapi kebaikannya mengkokohkan.

Uswatun khasanah katasmir

Post a Comment

0 Comments