Kamu (lagi)

Aku sama sekali tidak pernah memintamu untuk hadir, bahkan aku sempat merelakanmu untuk pergi. Aku juga tak pernah meminta kamu tiba tiba datang. Aku juga tak pernah benar benar bisa menggenggammu erat. Aku tak pernah se-memaksa itu mencintaimu.

Aku tak ingin menjadi wanita di dalam sangkar, aku juga tak ingin kamu menjadi lelaki yang terpenjara dlm tempurung. Sangkar kujadikan tempatku pulang, karena aku percaya selaku ada kamu yang menunggu. Sangkar kujadikan pengingat, agar aku sadar bahwa ada kamu yang harus kujaga. Dan semoga begitu pula dengan tempurungmu, rumahmu yg selalu kau bawa kemanapun kamu pergi. Menjadi pelindung dari banyak hal yang mengancammu dikuar sana. Menjadi pengingat bahwa aku selalu ada, menjadi tempurungmu, rumahmu, tempat ternyamanmu.
Banyak hal darimu yang mulai kumengerti. Bahwa kamu kini benar benar sudah ada, cintamu sudah nyata. Jika raguku mulai melanda, aku tahu kamu akan selalu ada untuk menggenggamku kembali pada yakin akan perasaanmu lagi dan lagi.

Terima kasih sayang untuk waktumu, dirimu, dan segala milikmu yang kau serahkan padaku. Terima kasih untuk rindumu, sayangmu, perasaan dan perhatianmu. Semoga apa yang kita berdua usahakan saat ini benar benar diizinkan Tuhan menjadi surga kita dan keluarga kita nanti.

Aku tak berjanji untuk selalu, tapi aku hanya berusaha untuk selalu. Semoga kamu juga begitu.

Uswatun khasanah katasmir
Uswatunieq

Post a Comment

0 Comments