Travel train

Hidup dalam sebuah kepribadian yang terlanjur asyik dengan rasa nyaman itu menyiksa. Bagiku itu sungguh menyiksa. Terhanyut dalam lautan kenyamanan, terombang ambing dalam sebuah indahnya ketidaktahuan. Tidak mudah bagiku untuk berenang menjauh dari perahu kayu ini. Tapi kini aku sedang mencoba.

Menangis, sudah biasa. Kini aku ada dalam sebuah gerbong yang mencoba melarikanku dari indahnya gelombang biru. Hijau ternyata juga indah. Tak jarang dihiasi putih, kuning, cokelat. Biji padi yang mulai berubah warnanya menjadi kuning itu melambaikan tangan padaku, menyapa dengan kebahagiaan para petani karena masa panennya akan segera tiba.

Bagiku, meninggalkan adalah bagian hidup yang teramat berat. Tapi mungkin bagi orang lain, biasa saja. Hidup memang selalu demikian, aku yang merindukan pertemuan yang dulu tak pernah ku dambakan. Dan sekarang harus meninggalkan yang kurindukan itu. Berat.

Tapi aku selalu tahu dibalik kenakalanku meninggalkan Tuhan, dibalik semua ketersesatan. Akan selalu ada bimbingan untuk kembali pada kebaikan. Karena aku selalu percaya, jalan hidup manusia adalah menuju kebaikan. Betapapun tersesat seseorang, kembalinya pasti akan menuju kebaikan. InsyaAllah ada Tuhan yang selalu membimbing umatnya. Aamiin.

Uswatun Khasanah Katasmir.
Uswatunieq

Post a Comment

0 Comments