Spesial kediri

Disini aku menemukan beragam hal yang terserakan dan aku selalu percaya bahwa semua ini memang sengaja dipertemukan. Datang ke kota orang, sendiri, tanpa siapapun yang menemani. Itu seperti kamu berada disebuah labirin yang memiliki banyak lorong, banyak pintu, hanya kamu perlu menemukan lorong dan pintu manakah yang akan menjadi jalan menuju tujuan akhirmu.

Banyak rintangan, pasti. Berliku, selalu. Damai dan tenang,  semua juga menginginkan demikian. Tapi kenyataan seringkali berkebalikan. Dunia tidak berada di tanganmu, tapi kamu sungguh bisa mengendalikannya jika kamu mau. Begitulah aku, disini. Pasrah tanpa memilih karena memang tak ada pilihan. Memilih untuk terlelap dengan siapa, bahagia dengan siapa, dan mengayuh sepeda dengan siapa. Banyak pintu kulalui hanya demi aku sampai disana, demi ilmu, demi aku yang lebih baik.

Tempat istirahatku disini disebut camp. Dan beruntung, 2 minggu pertama aku diizinkan untuk terlelap dengan seorang yang baru lulus SMA, seorang wanita yang ramah lagi rendah hati. Masih terlihat polos dan cablak. Dari dia aku lebih mengenal kepatuhan pada Tuhan, karena dia memang anak pesantren.

Aku disini hanya sebulan, dan di 2 minggu berikutnya aku memiliki teman sekelas di program Grammar for toefl 2. Dia seorang yang santun, kalem. Ketika aku mencoba mengenalnya, aku kagum. Dia seorang wanita lulusan Psikologi Universitas Diponegoro. Layaknya wanita semarang lainnya, dia begitu lembut tutur katanya. Dia melanjutkan studi s2 psikologi di Universitas Gadjah Mada. Dia mengaku terlambat lulus selama 2 tahun karena sibuk dengan program asisten dosen di kampusnya. Didalam hatiku sempat ada penyesalan, kenapa dikampusku tidak ada program asisten dosen? Tapi syukurilah, satu tahunmu juga banyak pengalaman yang sangat bisa kau hargai, meski bagi orang lain bisa jadi itu sangat mudah dijalani.

Dan baru tadi pagi, ketika aku makan sendiri disebuah warung soto. Tiba tiba ada seorang lelaki yang menghampiriku. Dia meminta pertolongan agar aku bisa membantunya menyelesaikan tugas wawancara untuk program speaking. Padahal awalnya kukira dia seorang marketing produk, hehe. Sudah begitu trauma ditipu para marketing produk abal abal. Ternyata ketika lama kita berbincang bincang, dia ingin melanjutkan studinya di Amerika. Wow, aku mengaguminya. Semoga semuanya lancar dengan kepentingan masing masing.

Disini, aku mengerti. Bahwa memang bermimpilah setinggi langit, agar meskipun kau jatuh kau masih berada diantara bintang bintang. Aku sangat setuju dengan puisi itu. Karena ketika aku bermimpi berkuliah s2 di Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, aku sekarang diizinkan untuk melanjutkan studi di Universitas Brawijaya malang. Dan kini aku tahu, aku harus melanjutkan mimpiku dengan seperti apa. Terima kasih semua teman temanku disini.

Kalian mengajarkanku tentang makna kebaikan, rendah hati, dan bermimpi.

Bermimpilah setinggi langit, agar meskipun kau jatuh masih berada diantara bintang bintang.
Uswatun Khasanah Katasmir
Uswatunieq

Post a Comment

0 Comments