Selamat datang selamat tinggal 'kisak klasik'

Kadang datang, kadang pergi. Seperti itulah deskripsiku tentang kamu yang kusayangi. Iya, kamu yang akhir akhir ini dengan senangnya menjauh dariku. Kamu yang mulai asyik dengan wanita barumu yang kau ceritakan itu.

Lelah? Jelas iya. Aku disini yang dengan tulus menunggumu atau bahkan lebih pada kata "bodoh", mulai melogika bahwa perasaan ini hanya aku yang punya. Mau sampai kapan? Mau sampai dimana? Mau berakhir seperti apa? Semua tanya terbelenggu dalam satu persatu air yang membuka jalannya sendiri di pipi.

Aku denganmu sudah terlalu lama memendam rasa. Andai kau tahu bagaimana rasaku saat ini. Yang mencoba lagi medeskripsikan tentang kamu dan semua hatimu. Yang mencoba setegar karang diantara semua ombak berderu sekeras halilintar. Ombak itu adalah semua teman temanku. Teman temanku yang mulai meragukan kamu, mulai meragukan kita. Mulai takut aku akan dengan mudah kau hempaskan begitu saja.

Iya, teman temanku yang masih setia menyulut rasa agar aku segera meninggalkanmu. Kamu yang tidak jelas, kamu yang terlalu acuh, kau yang begini dan begitu. Berjuta alasan mereka ucapkan, tapi hanya dengan satu keteguhan hati aku meyakinkan diriku sendiri.

Tidak untuk malam ini, malam ini aku merasa semuanya harus segera terselesaikan. Aku dan kamu akan terpisah. Aku harus membiasakan diriku tanpamu, tanpa candamu, tanpa apapaun tentang kamu. Ya, aku menyiapkan diriku dengan semua kemungkinan buruk tentangmu.

Terima kasih tuan atas 2th perhatianmu.

Terima kasih tuan atas 2th candamu.

Maaf jika aku salah mengartikan senyummu.

Maaf atas perasaan dan kerinduanku untukmu.

Dari wanita yang sedang menangis untukmu.

Uswatun Khasanah Katasmir