dunia kita, genggaman kita

Banyak hal yang sama sekali tak sanggup kumengerti di dunia ini. Tentang orang tua, tentang keluarga, sahabat, teman, kekasih, apalagi tentang hidup. Apakah semua ini hanya tentang memahami? Kebaikan hati? Kesabaran jiwa? Keteguhan prinsip? Ataukah hanya tentang kata sederhana yang disebut TAKDIR.


Kita tercipta sebagai seorang manusia, dengan banyak teori penciptaan, dengan banyak kejadian, dengan banyak hal yang katanya 'ujian'. Aku menulis ini bukan tanda protesku pada Tuhan, atau pernyataan kontra ku pada semesta, tapi sunguh, ini hanya sekedar ungkapkan hati yang kadang ingin dimengerti tapi ternyata hanya mampu diucapkan oleh hati.

Malam ini, setelah aku menonton satu film 'the fault in our stars' tentang sepasang kekasih yang sama sama mengidap penyakit kanker dan juga setelah aku mendengar kabar tentang kenyataan hubungan satu sahabatku yang paling innocent itu, aku menyadari satu hal bahwa banyak sesuatu di dunia ini yang terkadang tak sanggup dimengerti.

Banyak orang ingin menafsir masa depan lewat mimpi, lewat bintang bintang,  tapi kenyataan tetaplah kenyataan, yang seringkali diluar yang kita inginkan. Kesakitan, ditinggalkan, disepelekan, diacuhkan, diabaikan, dan semua hal yang tidak menyenangkan itu terjadi diluar harapan. Lalu, haruskah kita menyalahkan Tuhan, atau menyerahkan seluruh kesalahan pada seorang tersangka? Padahal tidak jarang juga kita menyakiti seonggok manusia?

Setelah banyak hal yang kulalui, setelah telinga mendengar banyak kisah tentang kesakitan, tentang perjuangan hidup, aku bisa berbagi tentang tulisan sederhana ini. Kata sederhananya adalah bahwa hidup tak seindah telenovela. Yang saat ini menangis, lalu pada detik berikutnya dia bahagia.

Bagiku, Hidup itu tentang berbagi, memberi tanpa mengharapkan balasan, mengerti tanpa menuntut pengertian, dan menyadari bahwa hidup selalu dan akan selalu berubah. Entah semakin baik atau buruk. Tapi hidup adalah milik kita. Kita berniat baik, berniat buruk, hanya kita dan Tuhan yang tahu. Kita berlari, kita juga yang lelah. Kita jatuh, hanya kita yang tahu seberapa keras hujaman rasa sakitnya. Semua hanya tentang kita.

Kita sama sekali tak dapat mengatur bagaimana orang harus berlaku kepada kita. Kita berniat baik, belum tentu manusia lain mengatakan itu baik. Kita tulus, bisa jadi yang lain mengatakan bahwa kita bersandiwara. Tak semua yang kita harapkan dari manusia akan terwujud. Karena kita manusia, bukan malaikat yang bisa langsung berbicara dengan Tuhan. Hanya satu yang bisa kita lakukan, berlaku baik pada semua orang hingga mereka tahu bahwa kebaikan akan selalu indah. Sulit memang menjalaninya, tapi dengan segala kekuranganku ini, aku sedang mencoba melakukannya. Lakukan saja, dan selalu mohonlah kekuatan ekstra dari Tuhan untuk prosesnya.

Dari manusia yang sok bijak.
Dari si kecil yang sedang belajar memahami,
Tentang makna hidup dan kehidupan ini.
Dari anak yang selalu dihujani kasih sayang,
Dari aba dan ibunya.
Uswatun Khasanah Katasmir

Post a Comment

0 Comments