Cukup palingkan muka dan Pergi

Apa yang harus aku katakan ketika banyak bibir itu bertanya tentang kisah kita? Apa yang harusnya aku rasakan ketika memikirkan semua kedekatan kita yang kini telah berakhir. Aku yang terlalu bodoh dengan begitu saja tertipu olehmu, atau kamu yang terlalu bodoh melepaskanku?

Pertanyaan sederhana yang berkali kali menghampiri telingaku itu begitu mudah ku jawab, tapi aku hanya tak ingin menyakiti hati lain. Kamu yang 5bulan lalu mendekatiku dengan begitu manis kini telah menjelma bagai sosok makhluk astral menakutkan yang membuatku enggan bertemu denganmu. Jangankan bertemu, mendengar namamu saja aku jengah.


Bukan, ini bukan tentang perasaanku yang katamu kamu abaikan. Tapi ini tentang dengan baiknya kamu mengubah semuanya. Aku menanggapi semua perhatianmu hanya karena satu alasan, dan bisa aku pastikan bahwa itu bukan karena ketampananmu itu sayang.

Tak peduli apa yang kamu katakan pada mereka. Tak peduli apa yang kamu kabarkan tentang perasaanku pada mereka. Semua terserah kamu sayang. Sudah cukup aku mengerti bagaimana kamu, dan beberapa hal tentang kamu. Sudah cukup bagiku semua dusta yang terbungkus senyum manismu itu.

Sempat aku berfikir bahwa kamu berubah. Kamu lebih baik. Sempat aku abaikan semua kata kata mereka dan mencoba memercayai kata katamu. Tapi, TUHAN berkehendak lain. Aku melihat kamu senyata nyatanya. Aku melihat kamu dengan semua senjata yang kamu miliki. Kini semua terungkap. Tak perlu kau mengatakan apapun padaku, cukup palingkan muka dan PERGI.

Aku muak dengan semua hal tentang kamu. Dan satu hal yang perlu kamu tahu. Hatiku belum untukmu dan aku tak pernah sekalipun menangis karenamu. Terima kasih. :D

Post a Comment

0 Comments