Peristiwa malam itu menyadarkanku bahwa namaku benar benar tak ada dalam hatimu. Entah bagaimana aku menyimpulkannya, setelah kau beri aku perhatian perhatian unik itu, setelah kau buat aku merasa nyaman dengan kejailanmu, dan setelah semua kegengsian yang aku tangkap dari binar matamu. Semuanya sudah tampak berbeda, berubah atau entah apa.
Aku masih sama, tetap berteman dengan kesepian, bersantai dengan sendiri, dan berkawan dengan buku buku ini. Hanya ini yang bisa aku lakukan ketika tak ada lagi sapaan cantik yang sempat kau sematkan dalam setiap pagiku membuka mata.
Selamat malam pria Angkuh, Apa Kabarmu disana? hahaha
Ingin rasanya aku kembali menyapamu. Menatap dinginnya matamu. Mendengar rangkaian kata terbalut Kekanak kanakanmu. Perhatian yang terbungkus gengsimu. Tapi, aku tetaplah aku. Meski kau begitu menarik perhatianku. Meski kejailanmu merenggut waktuku untuk menyisakan sedikit demi memikirkanmu. Meski ku izinkan kau hadir dalam mimpi indahku. Tapi, bukan berarti aku melakukan hal BODOH dengan percaya padamu.
Aku kira kau sudah berbeda, aku kira kamu tak lagi sama. Rasanya semua itu hanya dalam harap yang tergores kebohongan. Kamu dengan mudah bahagia dengan yang wanita lain. Duduk berdampingan bercanda tawa bersama, sedangkan denganku? Kau tak pernah sedemikian nyaman untuk berbicara. Bertemu hanya dalam pandangan mata, Berbicara hanya dalam desah bisikan suara.
Hai Pria Angkuh!!!!
Tahukah kau jika aku merindukanmu? Pedulikah kau dengan setiap kata yang aku tuliskan untukmu? Masihkah aku terkenang indha dalam ingatanmu?
Tenanglah Pria Angkuh!!!
Aku memaafkanmu. Aku takkan menangis hanya karena aku menggenggam harap penuh Luka. Aku menebar senyum penuh darah. Ini hanya ungkapan kerinduan yang tertahan oleh gengsi yang kita miliki. Terima Kasih Pria Angkuh.
Dari Wanita yang merindukan keangkuhanmu
yang menginginkan kehadiranmu dalam nyata
yang mencoba menemukanmu dalam takdir.
Uswatun Khasanah
0 Comments