Mata Mu

Kutatap kembali layar laptop ini.. Ku buka lagi tulisan tulisan yang beberapa diantaranya tentang kelelahanku pada rindu. Entah mengapa, detik ini berbeda. Terlalu cepat atau bahkan mungkin bisa terhitung terlalu lama. Terlalu cepat aku mengartikan perasaan ini "BERBEDA" dan terlalu lama aku memendam rindu pada batu yang tak kunjung bicara.

Kini, kurasakan lagi perasaan yang selama ini enggan hadir dalam senyumku. perasaan yang meronakan kembali candaku. Perasaan yang memerahkan lagi hatiku. Perasaan yang membuat mataku berbinar saat bangun hingga tidurku.

Sepasang mata yang mulai mengganggu. Mata yang membuatku berlari mengejar kerlingannya. Mata yang membuatku tersipu. Mata yang mampu menarikku dalam lubang yang pernah kuselami. Mata yang menggodaku untuk kembali berkedip, kedipan tak beraturan yang menandakan aku salah tingkah.

Aku enggan berlalu meski aku tahu ini tak akan mungkin terjadi. Perasaan ini hanya milikku, bukan milikmu. Kamu telah memiliki dia. Kamu telah begitu lama bersamanya. Dan kamu sepertinya telah teramat nyaman pada Matanya, bukan Mataku. Pernahkah sekali saja kau tatap mataku sedalam aku menatap Matamu? Aku ingin kau melakukannya. Tapi, ah sudahlah.

Izinkan aku hanya memendam perasaan ini. Meski aku harus terluka disaat aku melihat keceriaanmu di akun sosial itu. Meski aku harus menutup mataku kala aku merasakan getaran itu. Meski aku harus bertindak seakan tak ada apapun yang terjadi ketika kita bersama.

Aku kini mulai terbiasa, memandangi dari jauh sepasang Mata itu. Dan kali ini dengan jujur kukatakan, Aku mengagumimu. Terlalu cepatkah aku mengartikan ini adalah sebuah perasaan cinta. sedangkan bertemu denganmu saja aku masih bisa bertindak "BIASA"..?

Uswatun Khasanah

Post a Comment

0 Comments