Terperosok pada Cinta yang Aku Hindari

Hidup merupakan pilihan yang diharuskan. Mau tidak mau kita dituntut untuk memilih sesuatu yang sama sekali bukan menjadi pilihan kita. Itu juga termasuk tentang mencintai dan meninggalkanmu. Aku bukan orang yang suka dan mencintai menjadi sosok penggemar rahasia, tapi kamu benar benar telah menghancurkan tembok pertahanan prinsip yang semenjak lama aku bangun dan pertahankan.


Kamu berhasil membuatku jatuh dan terpuruk dalam cinta yang menyesatkan lagi. Entahlah, aku yang terlalu bodoh atau kamu yang memang mempunyai teramat banyak jurus untuk melumpuhkan hatiku. Semenjak awal pertemuan kita aku menyadari bahwa aku akan dengan mudah mencintaimu. Tapi aku menolaknya sekuat tenaga. Aku tak pernah menatap matamu dalam dalam walau telah kita lalui berhari hari bersama.

Pertemuan demi pertemuan kita lalui, dan pada tiap tiap aku selalu bergetar dan dengan sengaja menghindari tatapan mata singamu itu. Entah kamu sadari itu atau tidak. Itulah yang terjadi, meski aku bercerita tentang aku dan kamu mendongeng tentang hari hari yang kamu lalui, tapi tak ada tatapan itu. Tangan kita pernah saling menggenggam, tapi tak ada tatapan mata itu.

Sampai pada akhirnya aku menyerah. Terjadi juga ppertemuan 2 pasang mata yang tak pernah aku duga sebelumnya. Aku menoleh dengan tanpa sadar bahwa kamu sedang menatapku dalam – dalam. Aku tercekik, nafasku berhenti, aliran darahku seakan pecah. Cinta itu benar benar kau tanam dan aku mengizinkannya untuk tumbuh.

Sinar matamu itu menyirami perasaan ini. Aku merasa kau bawa pergi terbang tinggi ke angkasa. Melihat satu persatu bintang dank au membawakanku satu untuk ku bawa pulang. Kamu benar benar berhasil membuatku jatuh dan terperosok pada cinta yang aku hindari.

Uswatun Khasanah

Post a Comment

0 Comments