Aku Tahu

Air yang dulu mengalir tak tentu arah, kini telah bermuara. Begitu juga dengan pertanyaan pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam indahnya angan, kini telah menemui jawabnya. Walau tak kau katakan secara langsung, tapi pikiranku telah merangkai kata dari setiap mata yang kau lemparkan padaku.

hatimu berbeda dengan hatiku. matamu tak setulus mataku. Kau tak memiliki perasaan sedalam yang kuberikan. Kau tak memiliki rindu sesakit rindu yang aku miliki. Tak adil. Aku terluka.

Kau pernah izinkan aku untuk tertawa, Kau pernah izinkan aku untuk Bahagia. Tapi pernahkah kau izinkan aku untuk merasakan Indahnya memiliki cintamu seutuhnya? Atau izinkan aku merasakan rindu setulus yang pernah kau miliki? Pesonamu sungguh membuatku melupakan segalanya, melumpuhkan Logika hingga aku tak sadar bahwa aku hanya cadangan bagimu.

Aku tahu, aku hanya secuil bagian dari hidupmu yang tak terlalu penting. Kau melepaskan genggamanku. Tanpa sadar aku menangis dalam tawaku. Aku sadar aku bukan lagi wanitamu seperti dulu, bukan siapa siapa mu lagi, tapi cemburu itu masih meremas hatiku.


Kau kini telah bahagia dengan dia, sedangkan aku masih saja menggenggam bayangan mu yang sekalipun tak pernah memikirkan perasaanku. Ketika aku tahu kau kini telah terluka oleh dia, aku bisa apa. Aku ingin menjadi penghibur di kala duka mu meski di kala kau kembali senang aku harus kau tinggalkan lagi. Lagi dan Lagi.

Uswatun Khasanah

Post a Comment

0 Comments