25 Januari.. Heniing

Entah harus bagaimana lagi aku menceritakan kisah ini. Kisah yang tak terlalu penting untuk diulang lagi dan lagi tapi otak ini bagaikan tak bersahabat Lagi. Memutar setiap kenangan kita seperti bioskop yang tak hentinya memutar film nya.


Malam itu, aku hanya bisa terdiam. Seperti tak ada yang ingin aku lakukan. Hanya satu pikiranku “Bagaimana nanti pertemuan kita? Berkesankah untukmu atau hanya sekedar angin lalu?”. Ya, pertemuan yang kita atur bersama dan atas dasar kemauan kerasmu untuk segera menemuiku. Dengan segala paksaanmu kuputuskan untuk menemuimu.

Ditempat tongkrongan biasa yang kecil dan sederhana itu kita bertemu. Aku, kamu, dan teman kita.. aku dan kamu yang mengadakan tapii aku sama sekali tak menggubrismu. Bahkan melihatmu saja aku tak segan. Aku lemah ketika menatap matamu. Aku sadari itu aku akan terjatuh dan bersujud jika aku menatap mata seorang yang setajam singa itu.

Benar saja, pertemuan kita hanya sesaat dan tanpa kenangan apapun disana. TANPA APAPUN, hanya satu jus apukat saja yang aku bawa pulang. Tak ada jabat tangan, tak ada senyum manis, tak ada satu salampun. Aku meninggalkanmu bersama teman ku, teman kita.

Sejak pertemuan itu, tak ada lagi komunikasi dari kita. Kenapa? Entahlah, aku pikir kamu kecewa atas pertemuan itu. Pertemuan yang tanpa arti, tanpa makna. Hambar, poLos, KOSONG. 

Ya, aku memang mengundangmu untuk masuk dan singgah dalam hidupku. Menjadi penawar hati yang terluka. Menjadi pengobat luka yang teramat parah. Dan kamu adalah satu diantara lelaki yang kupaksa masuk dalam hidupku. Hanya sekedar singgah, bukan tujuan utama. 

Sesaat tapi pasti, aku menjaga diriku agar tak terlalu dalam menaruh harapan karena aku sedang terluka teramat menyakitkan. Aku menjaga diriku dari kilaunya sinar matamu. Tapi sayang, aku terjatuh, terpeleset terlalu dalam.

Kisah awal pertemuan kita,25 Januari 2010.

Post a Comment

0 Comments