Aku dan Semua Kenangan Kita

Sebuah kisah memang selalu ada akhir, dan yang aku inginkan dari setiap kisahku akan selalu berakhir dengan kebahagiaan. Tapi begitulah, manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhanlah yang memutuskan segalanya. Karena memang DIA lah yang lebih mengetahui tentang kita yang sesungguhnya.


Kita habiskan waktu bersama lebih dari 500 malam. Terlalu berlebihankah jika aku menghitung setiap waktu kebersamaan kita. Semua yang kita lakukan dalam sekian malam bukanlah kenangan yang pantas dilupakan begitu saja. Itu menurutku, entah bagaimana bagimu.

Meski aku bukanlah bagian dari hidupmu yang teramat penting, bisa jadi. Atau aku hanya sebagai jembatan yang hanya menjadi penghubung kebahagiaanmu. Menjadi sebuah boneka kecil lugu yang dengan mudah ditipu. hanya menjadi sebuah lintasan, Sedangkan tujuanmu bukanlah aku.

Kamu berbeda dengan mereka. Kesederhanaan yang kau tunjukkan padaku bukanlah sebuah manipulasi nyata bagiku. Keluguan sikapmu yang mengartikan sebuah kejujuran. Tatapan mata yang indah dan bercahaya teramat memukau indahnya. Tak pernah kutemui sebelumnya sesosok lelaki yang mencuri perhatianku secara perlahan.

Aku mengenalmu bisa jadi hanya hitungan bulan, tapi entah kebodohanku atau kata – katamu yang sungguh indah itu membuatku menjadi semakin percaya atas setiap untaian suara yang melantun indah memekakkan telinga.

Menyedihkan bukan ketika kau tahu sosok yang selama ini teramat perhatian kepadamu ternyata memiliki seseorang yang lebih indah dihatinya di luar sana. Semua pertanyaan membelenggu otakku tentang apa yang selama ini kita lakukan. Apakah aku hanya sebuah kelinci percobaan? Ataukah memang ini sebuah scenario TUHAN? Akupun tak pernah tahu.

Dengan begitu mudah kamu melupakan setiap lembar kenangan yang telah kita gorekan bersama. Dan kebersamaanmu denagn dia telah menjawab semuanya. Aku memang hanyalah persinggahan, bukan tujuan. Aku dan semua kenangan kita. Terima kasih atas segalanya.

Uswatun Khasanah

Post a Comment

0 Comments