Aku masih baik baik saja.

Kupandangi layar ini.. 
Menatap tajam pada satu persatu rangkaian, menikmati lantunan tik tik tik, memecah keheningan. Aku masih dalam lamunan yang masih tak dimengerti. Dalam goresan yang mulai menyayat sebuah hati. Luka ini bukan satu alasan tangisan merdu dalam setiap malamku. Hanya tentang genggaman menyakitkan yang tak mampu kuLepaskan.

Apa? 
Siapa? 
Bagaimana? 
Mengapa? 

Ah sudahlah, terlalu banyak bicara kau ini. Kau ciptakan sendiri kesepian dalam keramaian.. kau ciptakan lagi keheningan dalam tawa.. kau ciptakan hampa dalam canda.. terdesak? Kau pikir apa? kau tak mampu mengerti apa yang ku harapkan, dan aku tak terlalu memahami apa yang terjadi. 

Bagai air yang mengalir dalam derasnya arus sungai. Melawan batu, mengikis pasir. Berharap segera sampai diujung samudera. Air tahu kemana ia akan pergi, tapi ia tak pernah mengerti seberapa panjang waktu menunggu. Aku, aku, dan aku. Aku tak sedikitpun berharap kamu merasakan penatnya menunggu, tapi kumohon pahamilah jeritan demi jeritan yang coba ku alirkan pada teLinga anggunmu itu. 

Alasan? Kamu tak perlu alasan untuk memahami, aku tak perlu memberi alasan agar kau pahami. Aku, masih tetap aku. Kamu, masih tetap kamu. Aku masih merasa tanganmu menggenggamku, aku masih merasakan hangatnya peluk kasihmu, bisikan cintamu masih mengalun indah dalam malam malamku. Nyatakah, mimpikah, angankah? Aku tak peduli. 

Aku masih dalam indahnya lantunan. Terlalu nyaman untuk begitu saja dilepaskan. Terlalu anggun untuk begitu saja dicampakkan. Aku setia. Aku menunggu. Dalam kerinduan yang aku tak mengerti. Menanti samudera. Ikan kecil menggoda. 

Sudahlah. 
Biarkan saja. 
Aku masih baik baik saja.

Uswatun Khasanah

Post a Comment

0 Comments