Arti yang tak kumengerti.

Ini hanya tentang sebuah hati yang baru saja menyadari akan pentingnya menghargai. Entahlah, bagaimana tentang perasaan ini. Mulanya ini hanya permainan saja. Aku mengundangmu untuk menjadi lawan mainku. Menjadi sosok yang ingin kukalahkan. Tapi ternyata, waktu tak memihak.

Semula aku baik baik saja. ku anggap semua ini hanyalah pelarian dari kesedihan di hati. Pelarian dari masalahku dengan dia yang baru saja melangkah pergi dengan menggoreskan luka. perasaan ini tak kupedulikan, kubiarkan begitu saja tanpa aku tahu bahwa diam diam melekat di hati yang rapuh ini. Menyembuhkan dan menguatkan kembali detak yang sempat melemah.


Aku hanya menganggapmu kakak yang membantuku tertawa dalam goresan luka, aku tak pernah takut mendekatimu karena senyuman tulusmu itu. Kamu membuka mataku untuk melihat indahnya mentari pagi, kamu membuatku merasakan kembali riuhnya tertawa dalam bahagia yang selama ini tenggelam dalam manisnya luka. kamu benar benar membuatku tak mengerti tentang sebuah arti yang sempat aku benci.

Aku merasakannya lagi. Sebuah rasa yang sulit untuk terungkap hanya dalam kata - kata. Kamu dengan berani membuatku larut dalam rindu. Aku merasa sudah mulai memahami rangkaian bunga yang kau tanam. Tapi ternyata kita berbeda arah.

Arti tatapan mata yang semula membawa kebahagian kini berubah arah kembali menjadi tangisan kerinduan yang tak kumengerti. Aku hanya bagai angin bagimu, ada tapi tak ada. Perhatian yang kubingkiskan untukmu  ternyata tak bermakna. Rangkaian cerita yang dulu kuharapkan "happy ending" ternyata hanya jadi sejarah yang tak berarti bagimu.

Dalam lorong lorong gelap ini aku mencoba mencari cahaya yang menuntunku pada bahagia bersamamu. dalam setiap bait do'aku selalu namamu kulantunkan menjadi lagu wajib yang tanpa sadar terucap. Aku tak bisa menahanmu pergi. Bahkan ketika kamu bahagia bersama yang lain dan membiarkanku senidiran. Tanpa ada kata perpisahan, kamu melangkah pergi.

Uswatun Khasanah

Post a Comment

0 Comments