Behind the Scene “Short Story”

Ada pertanyaan pertanyaan yang muncul ketika short story itu lahir, dan beberapa pertanyaan itu akan terjawab dalam blog ini sebelum melanjutkan ke bagian short story selanjutnya agar tak salah kaprah.

Kenapa mengambil kisah diluar batas normal?
Sebenernya beberapa kisah ini fenomena sudah biasa tapi diluar kebiasaan. Lebih banyak orang cenderung menuju “judgemental” (menghakimi yang cenderung menyakiti jiwa pribadi tersebut). Jadi aku merasa perlu untuk mengangkat kisah ini, sekedar ingin memberitahukan bahwa mereka yang dianggap “setan” karena melakukan kesalahan bukan berarti hatinya juga semerah angka perilakunya. Ada sisi tak terungkap dimana mereka juga menangis dan menyesal atas apa yang diperbuatnya atau atas apa yang terjadi padanya.


Itu nyata?
Yes, of course. Kisah dalam short story itu nyata. Dialami oleh beberapa sahabat luar biasaku yang tidak akan pernah kusebutkan namanya. Dan semua yang ada didalamnya sudah atas izin yang bersangkutan.

Kenapa semuanya seolah olah kamu?
Karena sudut pandang. Saya menggunakan sudut pandang orang pertama dalam penulisannya. Saya masih belajar menulis. Jadi seolah saya menuliskan diary untuk teman saya. Saya tidak berusaha menjadi dia, tapi hanya berusaha merasakan getaran apa yang mereka rasakan.

Adakah kisahmu?

Ada, didalam tumpukan tulisan tulisan itu ada beberapa kisahku. Tapi tak perlu menebak nebak. Apalagi kegeeran.

SO?
Tidak perlu berandai andai atau mengira ngira, kisah itu teruntuk siapa. Karena semuanya tanpa inisial, dll. Terima kasih untuk mereka yang telah percaya bahwa kisah mereka dapat menyentuh hati orang lain dengan tulisan penulis abal abal sepertiku.

Uswatun Khasanah Katasmir
uswatunieq

Post a Comment

2 Comments

  1. Kereen, saat banyak orang yang kepo ingin tau apakah bener cerita kita itu nyata atau enggak, itu berarti cerita kita bagus dan sukses bikin banyak orang kepo hehehe

    ReplyDelete
  2. Hehe, iya iya mbak ren. Merasa berhasil dan motivated juga.

    ReplyDelete